Naik Kereta Gantung… Tidak tut..tut.. tuut..

cablecarSeumur-umur pernah merasakan naik kereta gantung yaitu sewaktu jalan-jalan ke salahsatu wahana rekreasi di Jakarta. Kebetulan memang wahana rekreasi ini spotnya terbilang tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal saya, yaitu didaerah Jakarta Timur. Anda tentunya sudah bisa mereka-reka dimanakah tempat yang saya maksudkan tersebut diatas.

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) begitulah nama wahana rekreasi yang berlokasi didaerah Pondok Gede Jakarta Timur. Sebuah tempat wisata murah meriah yang dulunya menjadi tempat favorit saya dengan si doi (yang sekarang  menjadi istri saya). Sebetulnya kalau dijadikan tempat favorit untuk jalan-jalan dengan pasangan tidaklah tepat menurut saya, apalagi kalau anda tidak memiliki kendaraan pribadi, taruhlah sejenis motor bebek atau vespa (vespa kayaknya lebih romantis nih..) :mrgreen:

Mengapa saya katakan tidak tepat? Penyebabnya adalah karena wahana rekreasi ini cukup luas namun kurang asri. Pohon-pohon rimbun yang seharusnya berbaris rapi disepanjang trotoar pejalan kaki nampak minim sekali (entah kalau sekarang, udah cukup asri tidak disana, soalnya setelah marriage, lama juga tak pernah main ketempat ini lagi) sehingga bila kita berjalan-jalan dari anjungan satu ke anjungan yang lainnya cukup membuat kita keringatan.

Melihat spot rekreasi yang terbilang luas dan ditambah lagi dengan “kurangnya alat bantu” berupa kendaraan yang anda punyai, sebaiknya memang kita harus bijak dan cerdas dalam hal berbusana ke tempat-tempat seperti ini. Hindarilah pemakaian sepatu model orang ke kantor. Tahu kan model sepatu apa itu? Itu lho.. model sepatu ceper yang ujungnya melenting kayak sepatu alibaba yang biasa dipakai oleh para GM (General Manager) atau orang-orang HRD. 😆  Truss.. pakaiannya juga jangan kayak orang mau kondangan, pake batik licin yang mengkilat (lengan panjang lagi). Tapi no problemo kalau memang anda penyuka batik, lakukanlah sesuka hati anda kalau itu memang membuat anda nyaman. Btw apa iya yah.. ada orang berkunjung ke tempat rekreasi dengan berbusana seperti itu?! Sttss.. pastinya mereka mau kondangan karena di TMII kan memang sering terlihat ada gelaran pesta pernikahan. 😆

Kembali keawal tulisan yang menyinggung tentang kereta gantung. Bagaimana sih rasanya saat naik kereta gantung? Kereta gantung yang bahasa kerennya ‘cable car’ atau ‘gondola lift’ sensasinya bisa dirasakan banget bila geografis jelajahnya cukup variatif dan cenderung cukup ekstrim. Berikut beberapa wahana kereta gantung yang cukup membuat saya melongo (padahal baru lihat dari fotonya lho… lumayan juga nih bisa dijadikan wallpaper di desktop/pc kita) :

  • Genting Skyway

Wahana kereta gantung yang satu ini berada di negeri tetangga kita, yaitu negri Jiran Malaysia atau lebih tepatnya didaerah Genting Highland, sekitar 51 km dari kota Kuala Lumpur. Kereta gantung ini menghubungkan Gohtong Jaya dan Resorts World Genting, dimana waktu untuk mencapai puncak pegunungan tersebut rata-rata 15 menit (tergantung dengan cuaca saat itu).

1024px-Genting_Highland_Malaysia_(10)

Genting Highland (Wikipedia)

1280px-Aerial_tramway_support

Salahsatu titik pancang untuk penguatan dari sistem kereta gantung (cable car) – wikipedia

Genting Skyway ini dibuka pertama kali oleh PM Malaysia, Dr Mahathir pada 21 Februari 1997 silam. Kereta gantung ini mampu membawa lebih dari 2000 orang/jam dengan kapasitas penumpangnya 8 orang/kereta.

  • Singapore Cable Car

Sebagai negara yang tidak terlalu besar, pemerintah Singapura cukup jeli dalam hal mendatangkan turis-turis mancanegara untuk mengunjungi negaranya. Salahsatu terobosan dari pemerintah Singapura saat itu adalah dengan membuat jaringan kereta gantung ‘Sentosa cable car line’, yaitu sistem kereta gantung yang menghubungkan daerah pegunungan Faber (puncak Faber) menuju resorts world Sentosa yang menyeberangi pelabuhan Keppel.

View_of_HarbourFront_and_a_cable_car_from_Singa

Jaringan kereta gantung ini dibuka pada 15 Februari 1974 dengan berada diketinggian 120 meter dpl. Maksimal daya tampung penumpangnya sama seperti di Genting Skyway, yaitu 8 orang (bertambah setelah sebelumnya hanya memuat 6 orang saja).

Bagaimana kawan melihat 2 wahana kereta gantung diatas? Cukup excited bukan. Walau belum kesampaian untuk pergi kesana, lumayanlah bisa melototin gambar fotonya yang saya ambil langsung dari Wikipedia (Thx a lot Wiki… anda membuat saya sering mengkhayal). :mrgreen:

768px-Torres_Metro_Cable(2)-Medellin

Metrocable di Medellin, Columbia yang dijadikan salahsatu angkutan massal di negara tersebut. (wikipedia)

Ehh.. kok saya jadi mengkhayal lagi nih.. gimana yah seandainya didaerah puncak Bogor yang terkenal dengan kemacetan parahnya, dibangun system kereta gantung seperti di negara tetangga kita itu. Kita ambil beberapa titik yang menjadi titik transit dari orang-orang yang ingin menuju Puncak-Bogor. Taruhlah titik transit pertamanya dipasang di daerah Cisarua (Taman Safari Bogor), trus kedua di Mega Mendung, lalu Cimahi dan akhirnya berakhir di kota Bogor. (Horree… Bogor punya ‘cable car’, tinggal supir angkot pada bawa samurai dah..) 😆

Sumber : en.wikipedia.org

Courtesy photos: wikipedia

22 Comments

  1. Ke tmii Dua kali tahun 96 pas rombongan walisongo ama 98 pas ikut kejuaraan tapak suci. Naik kereta gantung juga ngliatin pulau pulau mini indonesia. Ketemu bule prancis ditawari makan malam, ngga mau lah…. Lawong kita sekompi.

Trims untuk komentarnya....