Menonton film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah memahami bagaimana perasaan dendam yang menghegemoni dihati Zainuddin terhadap Hayati (perempuan yang sangat dicintainya) merupakan sebuah hal yang naif dan penuh kesia-siaan. Ego yang dilampiaskan oleh sosok Zainuddin terhadap Hayati yang hati dan perasaannya sudah remuk redam oleh Azis (suaminya) semakin dibuat ‘bulan-bulanan’ oleh sikap Zainuddin terhadap Hayati. Pertolongan Zainuddin terhadap Hayati yang bahtera keluarganya sedang mau karam hanyalah sekedar ingin menunjukkan pada Hayati, “Ini lho.. Zainuddin mu yang dahulu. Seorang lelaki yang dianggap hanyalah orang biasa dan tak pantas bersanding dengan bunga Batipuh, seperti apa yang disampaikan dari datuk mamak mu.”
Zainuddin seakan mengabaikan ketidakberdayaan seorang wanita (Hayati) yang hati dan perasaannya telah dipasung oleh datuk mamaknya yang lebih menginginkan sosok Azis sebagai pendamping hidupnya.
Sangat disayangkan memang, disaat perantauannya ke Batavia berhasil gilang gemilang (Zainuddin sukses menjadi penulis terkenal), Zainuddin “tak sempurna” dalam meraih tangan seorang wanita (Hayati) yang masih dicintainya itu. Ego dendam kali ini telah memasung hati dan perasaan Zainuddin terhadap Hayati. Zainuddin dengan rela begitu saja memulangkan Hayati ke kampung halamannya di Batipuh dengan Kapal Van Der Wijck (padahal belumlah lama suami Hayati -Azis- meninggal dunia akibat bunuh diri karena tekanan hidup yang dialaminya).
Azis sebagai sosok suami idaman pilihan dari datuk mamaknya Hayati, rupanya tak seindah dengan ketampanan serta kemewahan hidup yang ada padanya. Keglamoran hidup yang memanjakannya membuat tujuan hidupnya hanyalah untuk bersenang-senang, tanpa menyadari bahwa roda selalu berputar dan akan menggilas orang-orang yang asyik masyhuk dengan kelalaiannya.
Menonton film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck juga membawa pesan bahwa bangun dan bangun setelah mengalami kegagalan merupakan asa dari sebuah keberhasilan serta kesuksesan selanjutnya. Tengoklah bagaimana sosok Zainuddin yang gagal dalam percintaannya karena “dikhianati” Hayati, berhasil move on dari keterpurukan hatinya dan kemudian sukses dalam hidupnya menjadi seorang penulis terkenal. Namun kembali harus jatuh untuk yang kedua kalinya setelah mendengar kabar, Hayati tenggelam bersama Kapal Van Der Wijck, sebuah kapal yang memulangkan untuk selama-lamanya wanita yang sangat dicintainya tersebut. Namun kembali lagi Zainuddin bangkit dari keterpurukan hati dan berhasil menyusun buku masterpiece Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang diambil dari episode kehidupannya yang mengharu biru bersama Hayati.
Hayooo.. buat readers yang masih menonton di 2019 film ini di like ya.. (niru gaya komentator di Youtube) 😬😬
Aku pernah baca bkunya..bagus banget aslii
~~~~~~
Trims sdh singgah
belum sempat baca bukunya
Sya juga bca bukunya gag tamat2.
ada lagi buku yang tebel nih, karya LKH tentang suramnya Majapahit
Wahh.. sya malah bru tahu. Trims
judulnya menak jinggo, saya belum selesai baca
Tulisan yang sangat menarik, Kak. Wah, saya jadi ingin sekali menonton filmnya.
Saya sangat tertarik dengan gaya bahasanya, Indonesia buanget ya!
Film bagus memang sayang utk dilewatkan. Gaya bahasa film mengacu pd asal dari sang penulis (red: Hamka) pd beberapa scenenya, namun terbantu dgn sub bhs Indonesia dbwhnya. Dialog asli inilah yg membuat ni film semakin punya ruhnya.
Nah, ini yang dirindukan para pecinta film. Harus ada ruh-nya, dan baiknya tidak berbeda jauh dari buku aslinya.
Terima kasih atas informasinya, Kak.
Waktu itu teman saya merekomendasikan film ini, katanya gaya bahasanya bagus. Sayangnya saya telupa waktu itu. Sudah adakah di youtube atau semacamnya?
Sya donlot film ini disana.. (unduhfilm.info)
Oh, ok. Nanti saya donlot juga hehe
versi film yg asli itu 3 jam lebih karna yg biasa diputar itu versi yg udah banyak dipotong adegannya..
Beruntung sya dpt filmnya yg 3 jam lbh itu. Kena 1,5 Gb dgn kualitas 850 – 480p. Gmbrnya sndiri ditransfer k tv lumayan bagus.
Kak tulisannya bagus. Kisah romantis yang keren, seorang yang bisa bangkit dari keterpurukan. Kalau dibandingkan titanic sih, lebih seru ini. Soalnya karya anak bangsa dan pemerannya anak bangsa sendiri. wkwkw . Hargai merk lokal. Merdeka
S7 bnget.. gag bukunya, gag filmnya, keduanya bgtu dahsyat karena sarat dgn hikmah, ilmu serta pengetahuan itu sendiri (adat istiadat budaya minang terutamanya). Layak disebut sbg slhsatu masterpiece film Indonesia.
Merdeka.. trims kawan !
Aku yang makash kak. Udah nulis artikel ini