Asap Dupa Rokok

Malam semakin larut. “Asap dupa” yang keluar dari mulut-mulut anak bumi mulai merangsek liar kedalam hidung bangirku. Aku hanya bisa bertahan pasif dengan sesekali menutup lubang hidung dengan merapatkan jari jemariku.

Sengaja sesekali aku batuk untuk sekedar mmberikan tanda bahwa asap rokok sudah semakin menjadi-jadi saja. Namun kawan-kawanku seakan tak mau peduli dan membaca tanda-tanda yang kuberikan dan terus saja menghembuskan asap dupa itu tanpa ampun kesegala arah.

Beruntung angin malam yang menemani ku kala itu cukup bersahabat dan iba dengan diriku. Asap rokok itu berubah arahnya. Angin malam yang katanya jahat rupanya bisa mendatangkan kebaikan juga buat ku…

****