Boneka-mu.. Boneka-ku

Ngkong Amir masih mengamati dengan seksama boneka Bart Simpson yang baru dibelinya di pasar Gembrong. Boneka yang terlihat lucu dan terlihat “katrok”, sangat pas kiranya diberikan buat cucunya si Udin. Apalagi si Udin memang sangat menyukai film series The Simpson yang sering ditontonnya di rumah tetangganya yang berlangganan tv kabel.

Awalnya ngkong Amir memang tidak berencana untuk membelikan boneka buat si Udin. Karena didalam fikirannya mengatakan, “Apa gue ngga salah ya, anak laki-laki dibelikan sebuah boneka? Pan kemarin juga liat berita di tipi, ada salahsatu bakal capres yang foto narsis ama bonekanya, lagi memeluk bonekanya, unyu-unyu banget dah kelihatannya.”

Beberapa pilihan model boneka yang ada di pasar Gembrong saat itu memang cukup menyulitkan bagi ngkong Amir untuk memilihnya. Namun yang pasti, boneka tersebut haruslah ‘maskulin’ jangan ‘feminim’. Boneka-boneka seperti Barbie yang berpenampilan cukup sexy sepertinya harus dicoret dari daftar buruan ngkong Amir. Ngkong Amir sangat khawatir bila cucunya si Udin yang notabene adalah seseorang lelaki harus bermain dengan boneka barbienya, bisa-bisa nanti gedenya berubah jadi ‘kemayu’ lagi alias nggak jantan layaknya seorang pria.

Tiba-tiba ngkong Amir teringat dengan boneka horror yang pernah ditontonnya tempo hari, yaitu boneka Chucky. Boneka Chucky ini bila diamati sekilas nampak seperti seseorang yang mempunyai penampilan yang tomboy dan yang menjadi kelebihannya lagi, si boneka Chucky ini dapat berbicara kepada sang tuannya. “Wanna play..?” begitu katanya. Jadi jangan kita anggap walau Chucky ini hanya sebuah boneka, jadi mudah disetir oleh sang tuannya. Malahan bila si boneka Chucky ini tersinggung saja sedikit bukan tidak mungkin amarahnya langsung keluar sehingga face diwajahnya pun langsung berubah. Berubah seperti apa? Yaa.. berubah, seperti wajah orang yang baru saja di operasi kecil di wajahnya, makanya penampilan dibeberapa titik wajahnya seperti ada bekas jahitan yang kurang sempurna. Hiyyy… sereemm.. !

Berfikir dan terus berfikir sambil memperhatikan beberapa boneka yang dipajang, akhirnya ngkong Amir bergumam kecil, “Gotcha!” sambil senyum menyeringai. Boneka buat cucuku si Udin haruslah perpaduan antara dua boneka, boneka yang mempunyai “kehalusan perasaan” layaknya boneka Barbie dan boneka yang mempunyai “ketegasan” layaknya boneka Chucky. Rasa empati yang tinggi disertai rasa sayang kepada sesamanya dipadu dengan sikap yang penuh dengan ketegasan dalam setiap mengambil keputusan yang krusial dalam satu fase kehidupannya.

*****

Sttss.. ngomong-ngomong di negeri ini, ada ngga yah.. yang mau dijadikan boneka..

 nb: postingan hanya sekedar untuk menghibur ! 😎