Yaa.. malam minggu kemarin memang saya bersama “Arini”. Saya sebenarnya sudah mengajak istri untuk ikut bergabung, namun ternyata dia menolak. Alasannya katanya sudah lelah setelah seharian bekerja ngeberesin rumah yang kotor. Saya pun tidak bisa memaksakannya dan akhirnya tinggallah saya bersama “Arini” di malam yang panjang itu.
Cukup lama saya bersama “Arini” dimalam itu. Seingat saya sedari pukul 9 malam hingga menjelang pukul 1 malam. Wahh.. benar-benar malam yang panjang tentunya yaa.. kenapa sampai begitu panjang saya menemani “Arini” malam itu? Itu tak lain tak bukan karena saya ditemani oleh 2 “Arini” sekaligus. Sttss… jangan ngiri yah.. !
****
Sosok “Arini” yang saya maksudkan dalam postingan ini adalah sebuah film lawas yang dibintangi oleh aktor dan aktris yang cukup top di masanya. Film ini memang berseri (2 seri), yaitu yang pertama “Arini” (Masih ada kereta yang akan lewat) dan “Arini” (Biarkan kereta api itu lewat). Untuk film yang pertama dirilis pada tahun 1987 dan film kedua di tahun 1988. Sayangnya pemeran tokoh Arini yang dibintangi oleh aktris cantik nan bersahaja tante Widyawati tidak berlanjut di film yang keduanya (Arini 2). Untuk “Arini 2”, sosok Arini dimainkan oleh aktris cantik lainnya, yaitu Ida Iasha. Sedangkan tokoh Nick yang diperankan oleh aktor ganteng Rano Karno tidak tergantikan didalam film ini.
Bagi saya sendiri, sebenarnya cukup disayangkan tante Widyawati digantikan oleh Ida Iasha didalam Arini yang kedua. Karena sesungguhnya karakter Arini lebih pas diperankan oleh Widyawati.
Dahulunya memang saya belum pernah menonton film ini, apalagi membaca novelnya. Yaa.. film “Arini” memang diambil dari adaptasi novel yang ditulis oleh Mira W dengan judul yang sama. Saya tidak tahu persis bagaimana perbandingan kualitas ceritanya antara di film dengan yang di buku. Namun kalau melihat cerita yang ditayangkan lewat layar lebar, ceritanya cukup bagus dan mengaduk-aduk emosi penontonnya.
Inti cerita dari film Arini (1 dan 2) adalah bagaimana seorang pemuda (Nick) yang sedang menjalani pendidikannya di luar negeri (AS), mengalami ‘first love’ yang membuatnya jatuh hati dengan seorang janda yang sekaligus wanita karir (Arini), yang usianya jauh diatasnya.
Film Arini yang pertama mengetengahkan sosok Arini (Widyawati) yang berusaha ingin melupakan perceraiannya dengan suaminya, Helmi (Sophan Sophian) dengan melanjutkan studinya di negara Paman Sam. Saat melanjutkan studi inilah tanpa disengaja Arini bertemu dengan Nick didalam sebuah gerbong kereta api yang mereka tumpangi. Perkenalan pertama mereka didalam kereta tersebut membuat Nick sepertinya penasaran dengan sosok Arini yang usianya jauh diatasnya. Nick seperti tidak peduli dengan status janda dan juga usia yang disandang oleh Arini. Bagi Nick (mungkin yah..) sosok Arini adalah wanita yang sempurna dimatanya dengan ketegaran hidupnya serta kecerdasannya sebagai wanita karir yang sukses.
Awal-awalnya Arini hanya menganggap Nick hanya sebagai kawan dan sekaligus dianggap sebagai keponakannya saja. Arini merasa dia hanya pantas dijadikan sebagai ibu dari Nick. Namun rupanya kegigihan yang dilakukan oleh Nick secara intens dalam mendapatkan cintanya Arini rupanya sedikit demi sedikit mampu mengobati kesendirian Arini selepas dari dekapan suaminya terdahulu, yaitu Helmi (Sophan Sophian).
Kedewasaan dan kematangan dari sosok Arini sedikit banyak meredam keinginan liar dari sosok Nick dan Arini mampu dengan rasa cintanya membawa Nick untuk terus melanjutkan studinya. Rasa tanggungjawab dan perhatian dari Arini terhadap Nick akan keberlangsungan pendidikannya adalah wujud dari mentalitas dari seorang ibu yang menginginkan anaknya menjadi sukses. Dalam film ini memang dikisahkan kalau Nick seperti tidak serius dalam pendidikannya (terutama setelah mengenal Arini) karena kurangnya perhatian yang diberikan oleh kedua orangtuanya yang cenderung otoriter, konservatif dan berantakan.
***
Setelah pendidikannya selesai di Amerika, Arini pun kembali ke Indonesia. Sementara itu Nick masih harus menyelesaikan studinya disana. Walau kemudian Nick sempat pulang juga ke tanah air untuk menemui Arini karena rasa cintanya yang sedemikian besar.
Sekembalinya ke tanah air, perusahaan tempat Arini bekerja kemudian mengangkat Arini menjadi kepala manajer pemasaran dimana dia tak menyangka kalau Helmi mantan suaminya yang dulu, sekarang menjadi bawahannya. Konflik menjadi semakin rumit tatkala Helmi yang merupakan bawahan sekaligus mantan suaminya, melakukan tindakan illegal terhadap uang perusahaan. Tindakan Helmi ini rupanya didasari oleh karena ingin menolong anaknya yang mengidap penyakit gagal ginjal, yang tentunya harus menjalani cuci darah secara berkala, dan itu semua memerlukan sejumlah uang yang sangat besar.
Kejujuran Helmi saat ditanya oleh Arini tentang uang perusahaan yang telah diselewengkannya rupanya membuka sesuatu yang Arini baru mengetahuinya, yaitu anaknya yang sedang sakit itu rupanya merupakan anaknya Arini juga. Arini mengira anaknya dulu telah meninggal.
Ketegaran seorang Arini akhirnya sejenak melupakan sakit hatinya kepada Helmi dengan berusaha sekuat tenaga menolong anaknya yang selama ini ditinggalkannya begitu saja tanpa Arini sadari…
***
Saya lebih menyukai film Arini yang pertama ini, mungkin karena melihat dari kegigihan yang dilakukan oleh Nick dalam mendapatkan cintanya Arini. Di film ini diakhiri dengan berangkatnya kembali Nick untuk melanjutkan studinya ke luar negeri. Namun Nick menitipkan pesan kepada Arini bahwa “kereta itu akan lewat kembali” dan akan membawa mereka berdua…
Bersambung…. “Arini 2” (Biarkan kereta api itu lewat), dengan catatan: kalo ada moodnya untuk menulis..
Arini yang Cantik Cantik maju mundur XD
Bisa gak yah sy dapet filmnya…? minta dong dikirim atau sy download dmna?
Hunting aja dilapak-lapak kaki 5 yg jual dvd/vcd 😀
masih ada ya yang jual dilapak-lapak dvd/vcd?
kalau boleh tau posisi capung2 dimana ya? kalo di Jakarta saya mau berburu juga hehehe.
cari di idws kayaknya ngga ada filmnya.
gara-gara baca novelnya saya jadi pengen nonton filmnya.
telat banget baru mau nonton karena filmya rilis pas saya belum lahir hahaha.
Posisinya nomaden Jkt-Bgr, untung2an jga sih klo hunting film jadul kyk gtu.. tapi sya pernah liat salahsatu film Arini ada linknya di youtube, full movie lagi.. coba aja donlot dr sana.
Thx udah singgah !
oke terima kasih infonya. barusan saya nonton yang arini 2 di youtube tapi sayang arini 1 full movie malah film lain yang nongol judulnya doang arini 1.
Memang bgtu biasanya, menuntut kejelian kt..
Btw klo pke android bs lancar tuh donlot lngsung dr youtube, coz sya sering donlot film2 jadul via hp.. lumayan smbil nostalgia.
arini tuh yang man ya?
Anak kompleks sebelah.. 😉
wow, itu filmnya rilis waktu masih blm di buat tuh…..
tapi kayaknya keren nih filmnya, yg jadul2 biasanya emang lebih berkesann
Film-film jadul memang sulit untuk dilupakan begitu saja.. 😀
Thx udah singgah !
ooh aku baru tau klo dicrita itu arini janda anak 1
ga terlalu ngeh pas nonton 😀
widyawati sophian itu pasangan abadi ya,,,,
cinta itu emang sederhana tak perlu alasan.. 🙂
Iyaa mb@wiend.. Arini memang janda beranak satu, cuma baru diketahuinya saat mantan suaminya yang merupakan bawahannya di kantor, menceritakan perihal uang perusahaan yang diselewengkannya adlah untuk menutup biaya anaknya (yang juga merupakan anak Arini) yang sakit.
Pasangan abadi dan romantis sepertinya.. 🙂
Setuju sekali dengan kalimat terakhirnya.. 🙂
kayaknya aku nonton yg pertama, tapi udah lama, yg kedua nggak deh..
tapi yang ingat banget bukunya..
waktu itu buku ini ngetop banget deh..,
dulu punya bukunya
btw nontonnya dari dvd? jadi pengen nyari
Sya malah buku novelnya tdk tahu sama sekali mb..
Iya.. lewat dvd nontonnya 😀
Wuuiiih… ceritanya seru banget… dan kompleks….
Btw, [as film Arini 1 rilis, saya belum lahir, haha….
Sedikit bnyk jadi tahu juga dgn kualitas novel dr Mira W ini.. 😀
lama gak kesini dulu ane sering Blogwalking (Bima) ane dah pindah ke blogspot hehehe 😀
Ok.. nnti sya mampir2 😀
Thx udah singgah !
film dulu judulnya romantis2 yah. nggak kaya film2 indonesia sekarang 😀
Iya.. selain itu judul filmnya slalu melekat di hati.. 😀
Yaah jadi penasaran deh 😀
😀
ini beda dengan Pacar Ketingalan Kereta ya mas?
Sya belum pernah lihat filmnya (Pacar ketinggalan kereta), namun pastinya berbeda krn rilis filmnya lbh duluan film “Arini”
Thx ya !