Kalau mau diingat-ingat, sepertinya saya belum pernah mengambil model potongan ‘cepak’ saat dipotong rambutnya. Dari semenjak kecil, yaitu sewaktu masih diantarkan oleh orangtua ke tukang cukur hingga kini setelah berkeluarga, saya memang sangat anti dengan cukuran model cepak. 😆
Mungkin karena saya bukanlah anggota TNI (model cepak identik dengan TNI), jadi ada rasa-rasa kurang pede dengan model rambut seperti ini. Namun sebenarnya sih bukan karena itu alasannya. Alasan utamanya adalah melihat dari fisik tubuh saya sendiri, yang sangat jauh dari kepantasan kalau dipotong rambutnya model cepak.
Dengan memiliki tinggi badan <170 cm (kurang lho yah.. range-nya sendiri disekitaran 160-170) dan berat badan yang cenderung stabil (nggak naik-naik dari dulu, tapi jauh dari mengkonsumsi ‘combantrin’ yah..), yaitu disekitaran 50 kg, trus ditambah dengan ukuran kepala yang tidak besar (cenderung kecil mengarah ke imut) serta pergelangan lengan yang juga kecil, memaksa saya harus bersikap cerdas dan bijak dalam memilih model potongan rambut yang akan digunakan.
Kalau seumpama dipaksakan juga untuk mencoba model rambut cepak, sepertinya nanti akan terlihat lucu dan cenderung ke katrok alias ngga ada pantas-pantasnya. Ujung-ujungnya nanti pastinya akan mempengaruhi kenyamanan saya dalam berinteraksi dengan kawan-kawan yang lainnya.
Saya sendiri untuk urusan model rambut sebenarnya menyukai gaya rambut seperti alm. Sophan Sophiaan atau “Si Doel” Rano Karno yang lurus dan sedikit ‘memanjang’ pada kedua sisinya. Cuma karena realitanya rambut saya agak ikal sedikit, jadi terlihat agak sulit rasanya untuk meniru gaya rambut kedua aktor tersebut.
Bicara tentang rambut cepak memang terlihat karakter dari orang-orang yang keras, tegas, berani, serta percaya diri. Belum pernah saya menemukan orang yang berambut cepak dengan gaya-gaya ‘kemayu’ serta logat suaranya yang seperti ‘banci kaleng’. “Halloo cyinn… dimana cyinn.. jemput yah cyinn, eike kangen berat lho..”
Mengingat karakter positif yang ditampilkan oleh orang-orang berambut cepak, maka sangat wajar sekali bila kemudian diterapkan didunia militeristik. Cuma kadang saya suka mengkhayal lho, gimana yah kalau orang-orang didunia militer seperti TNI itu model rambutnya diberi kebebasan. Dalam arti, model rambutnya ngga harus cepak, bolehlah sedikit gondrong seperti aktor Nicolas Cage dalam aksinya di film Con Air atau seperti Eurico Guterres, mantan wakil Panglima Pejuang Pro Integrasi Timor Timur yang rambut belakangnya dikuncir karena gondrong.
Tentu tidak kalah keren kan dengan orang-orang berambut cepak, disaat mereka (orang-orang berambut gondrong) membawa senapan AK-47 ataupun juga menerbangkan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, Helikopter Apache serta tank tempur Leopard.
Kata teman saya kemudian,”Kebanyakan ngayal luh, masak TNI mau disamakan dengan milisi..?”
Nb: Cepak yang terdapat dalam foto diatas mungkin cepak liberal kali yah, tidak diterapkan didunia militer
Sumber gambar dari Google
Kalau saya sukanya harajuku 😀
cobain mas potong cepak pasti pangling 😀
Gag deh.. gag pede nantinya mb.. 😆
Kalau saya lebih sering dirapikan biasa saja, Mas. haha, gak main model ini atau itu :D, SD dulu kayak potongan Pak SBY, bahaha, simpel saja kesamping, SMP bukan belah tengah, cuma tak sisir ke belakang. dan lambat laun, banyak yang juluki dewa Judi rambutnya, hhahaha.
Rambut dewa judi keren tuh.. ala Chou Youn Fat yah 😀
Thx udah singgah !
cowok yang rambutnya dipotong cepak emang terlihat lebih gagah. heuheu
Se7.. apalagi ditambah dgn posturnya yg tinggi. 😀
saya sejak kecil seringnya guntungan model stick…. nggak tahu bener apa nggak nulisnya… cuma ngucapinnya gitu ke tukang cukur… setik 😀
Wahh.. samaan nih, satu generasi.. 😀 Sya juga dlunya sering dicukur model ‘stik’, gag thu jaman skrg msh ngenal gag yah ama model itu. 😀
Thx kawan !
Postur tubuh, dan kepala memang jadi pertimbangan untuk memutuskan model rambut seperti apa. Ah jadi kangen suami yang selalu laporan dulu sebelum potong rambut. hhaaha
Iyah.. memang harus seperti itulah, ditimbang2 dulu, cocok gag dengan modelnya 😀