Pernah terbayang tidak, saat negri dimana mayoritas Muslim ada didalamnya, namun eksistensi LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) diakui lewat legalisasi pernikahan sesama jenisnya.
Menyeramkan dan tentunya bencana keimanan yang sangat patut dicegah oleh siapa pun yang mengaku dirinya Muslim maupun umat beragama, sebelum hal ini menjadi terlambat.
Janganlah negri ini nantinya mengikuti jejak negara Brazil yang latah dalam melegalkan pernikahan sesama jenisnya, padahal disana adalah negri dimana mayoritas umat Khatolik berada.
Konsep LGBT yang diejawantahkan dalam pernikahan sesama jenis sesungguhnya merupakan pengingkaran terhadap penciptaan manusia itu sendiri. Mereka (baca: kelompok LGBT) seperti merindukan “sweet memories” jaman Nabi Luth dimana orang-orang jaman itu secara massal melakukan apa yang mereka lakukan sekarang ini, menikah sesama jenis hingga Rabb kemudian mendatangkan azab-Nya buat umat Nabi Luth kala itu.
Seorang filosof pernah berkata, “Cogito ergo sum” yang bermakna “Saya ada karena saya berfikir“. Makna inilah yang semestinya direnungkan dan ditelaah lebih dalam lagi oleh mereka yang mengagungkan utopia LGBT sebagai keyakinan barunya.
Keyakinan diri dari mana dia berasal hingga kemudian menjadi manusia seutuhnya, tentunya tidak/bukan melalui proses “cumbuan” dengan sesama jenis melainkan dengan pasangannya yang berbeda anatomi kelaminnya tentunya. Dari proses seksual antar dua pasangan (pria-wanita) inilah yang nantinya akan terjadi pembuahan sel telur pada rahim salahsatu pasangannya (wanita) hingga singkatnya nanti akan lahir keturunan baru dari kedua pasangan tersebut yakni berupa seorang anak (manusia).
Pemahaman seperti diatas mungkin saja sudah amat dipahami oleh mereka kaum LGBT. Lantas bagaimana mereka bisa terus berhasrat birahi dengan sesama jenisnya?
Kalau dikorelasikan dengan ilmu agama (Islam) pastinya mudah untuk menjawabnya. Salahsatu jawabannya yakni syetan berhasil memperdaya mereka lewat upaya “pembenaran perasaan” dari orang-orang sesama jenis.
Yuuk ahh.. kita renungkan kembali kata-kata seorang filosof diatas, Cogito ergo sum. Masak sih mau dibilang derajatnya lebih rendah dari hewan.. š
saya ketinggalan berita, pas buka2 internet ngetik LGBT ternyataaa oouh menyeramkan, Kiamat sudah dekat hehehehe …
duh pung, serius sedih campur jijik… ada aturan agama tentang bagaimana memotong rantai perilaku ini, soalnya kayak gitu bisa nular lo.. bahasa lembutnya sih terpengaruh. kalau mereka mmg mau nikah lain jenis ya gak usah maksa indonesia ngelegalin. prinsip masyarakat mayoritas mestinya kuat
Sudah diakhir dunia memang kita ini.. š¦
ayam aja nggak begitu š
Politikus Philipina yg jga seorang legenda tinju dunia, Many Pacquaio dihujat oleh kel LGBT krn menyindir kaum LGBT lbh rendah dr hewan (Republika Online). š
sepertinya memang karena pengaruh lingkungannya, kalo berteman dengan lingkungan seperti itu takutnya lama2 akan menganggap hal itu sebagai hal yg wajar
Iya.. dan diperparah lagi dengan nihilnya nilai2 keagamaan dr seseorang.
Aku juga ga setuju kalau dijadiin legal mah. Aku setuju nya mereka disembuhin sama lingkungan sekitar tanpa bully an dan tanpa cacian. Hehe
Cara2 penyampaian verbal yang konstruktif tentunya lbh elok dlm permasalahan spt ini.
Btw org2 psikologi tentunya punya terapi tersendiri ya memahaminya.
Dan setan gak akan henti-hentinya menggoda manusia sampai manusia mengikuti setan
Smoga kita semua terlindung dr godaannya.. aamiin
Bukan setan yg ganggu kita skrg bang, tapi LGBT š
LGBT lebih horror dr setan.
LBGT kalau menurut pengamatan saya dan tmn saya faktor utama karena Faktor Lingkungan. Sama halnya dgn penjahat mereka jd jahat karena lingkungan dan tekanan org disekitar… klo LBGT dibilang kelainan ndak juga sih soalnya sama aja dgn Kejahatan, apakah kejahatan adalah kelainan? hmm ndak juga, karena kelainan adalah sesuatu yg jarang dilakukan oleh org awam atau org normal, jd menurut sy bnar org yg LBGT ini harus segera direhabilitasi segera dan perlu dukungan dari keluarganya dan org2 sekitar
Benar.. lingkungan jga bs menjadi embrio lahirnya “pembenaran perasaan” dr orang2 kel LGBT.
Memerlukan berbagai disiplin keilmuan untuk membedah munculnya golongan spt ini karena kompleksitas yang ada ddlmnya.
Setuju lah. Lgbt ini penyakit sosial bang. Mending di rehab aja. Sy takutnya jadi nular lama2. Apalagi skrg mulai dibayangi oleh HAM sbgai senjata mereka. Nauzubillah
Memang perlu penanganan yang lbh mendalam utk kasus ini.
Umat jangan tingaal diam. Lgbt memang bukan musuh, tapi mereka adalah masalah š
nah itu alibiny adalah HAM…sdh jelas itu diluar kewajaran manusia, klo sdh ngeyel memang mereka tdk prnh berpikir
Mengerikan memang! Saat kita mayoritas pun suara kita kdg jrg didengar oleh orang2 di atas sana, apalagi kl kita (Muslim) minoritas.
LGBT sekarang sedikit demi sedikit mulai eksis di negeri ini, naudzubillah. Kita harus mengeraskan lagi suara kita menolak konsep LGBT. Saya jg pernah mengulas ttg Homoseksual di blog sy, (dlm bhsa Inggris), krn memang sy sdg bljr menjadi penulis dlm bhsa tersebut. Sy berharap mudah-mudahan suara sy bisa didengar oleh masyarakat luas.
Tulisan yang bgs!
Realitanya memang spt itu di negri ini padahal kalau dibiarkan terus berlanjut, ancaman cukup serius bagi anak2 cucu keluarga Muslim.
Sya tak pandai merangkai kata dalam bhs Inggris lain spt anda yg terlihat sdah terbiasa menulisnya. Cukup mengerti saja apa yg ditulisnya dlm bhs Inggris.
Trims kawan
Yg bisa kita lakukan dlm lingkupan kecil, ya memberikan pemahaman n pendidikan agama yg benar utk anak2 kita. Agak luas dikit, ya lewat tulisan, krn media memang cukup signifikan juga pengaruhnya. Sy sering baca di blog2 orang2 luar, mereka mendukung LGBT terang2an, bahkan ada yg mengatakan bhwa mereka bagian dr komunitas tsb, biasanya sih sy langsung unfollow sj. Sy masih bljr kok, kebetulan teman2 dr luar bnyk yg membantu saya dlm bhs Inggris. Yup, sama2.
Benar sekali.. setuju dgn anda.
Terima kasih ya! Happy blogging!