Antara Membaca dan Menulis

readingBeberapa hari ini entah mengapa mood menulis saya agak berkurang sehingga blog yang awalnya sepertinya akan ramai, kini kembali sepi kembali. Tak mudah memang untuk menjaga konsistensi kita dalam menulis, apalagi kegiatan yang lebih utama didunia nyata tak bisa dikesampingkan begitu saja.

Bila mood menulis saya yang kurang pada saat ini, namun tidak berlaku pada hal membaca. Ya, membaca. Membaca bagi saya adalah bagaikan nutrisi yang selalu memberikan nilai-nilai positif didalam perkembangan diri saya.

Saya memang hobi membaca dan saking senangnya membaca, terkadang seringkali saya lupa melepaskan kacamata saat hendak tidur. Tak ayal akibat kebiasaan ini, gagang kacamata saya sempat patah dua kali karena kebiasaan yang ceroboh ini. Padahal istri saya sering mengingatkan kalau sudah ditempat tidur itu, ya tidur, istirahat jangan membaca lagi. Tapi bagi saya rasanya tidak bisa tidur kalau tidak membaca barang beberapa tulisan dari suatu artikel atau cerita.

Mungkin karena pengaruh alat tekhnologi (baca: gadget) yang pas baik itu dalam genggaman maupun kenyamanan membaca, setidaknya membuat saya cukup dimanjakan dalam hal membaca. Bisa dibayangkan dengan menggenggam handphone (taruhlah ukuran layar hapenya 3 inch keatas), sambil rebahan tidur-tiduran dengan bantal yang agak tinggi atau bisa juga sambil bersandar di kepala tempat tidur dengan cemilannya yang pas, kemudian kita berselancar didunia maya, membaca berita-berita atau artikel yang menurut kita menarik untuk dibaca.

Cara-cara membaca diatas sesungguhnya itulah yang sering saya lakukan. Walaupun saya mempunyai desktop, namun untuk hal membaca sebagian besar dilakukan lewat perangkat handphone yang saya miliki. Mungkin saja kebiasaan yang saya lakukan ini kurang bagus menurut anda karena seolah-olah perangkat handphone sudah melenakan saya. Melenakan mungkin iya, tapi kalau terlena sih tidak… karena perangkat handphone hanya membuat saya tertidur bukan terlena lho.. 🙄

Ada beberapa bacaan yang menjadi favorit saya menjelang tidur, yaitu cerita pendek yang ada di Kompas Minggu. Kebetulan web khususnya ada yang saya bookmark dimana web ini merupakan kumpulan dari cerpen terbaik Kompas yang ditulis dari beberapa penulis yang namanya sudah familiar ditelinga para penikmat cerpen. Selain membaca cerpen Kompas, tentunya juga membaca tulisan-tulisan dari kawan blogger saya. Jadi dalam beberapa hari ini, walaupun agak vakum dalam tulis menulis namun saya tetap melihat dan membaca postingan dari kawan-kawan blogger yang lain, hanya disini saya memposisikan diri sebagai silent reader.

Sepertinya halnya penikmat kue, baik itu yang tradisional maupun yang modern. Akhirnya rasa untuk menciptakan kue itu pun (dalam hal ini membuat tulisan) seakan menjadi godaan yang tersendiri buat saya. Ingin juga rasanya membuat sebuah tulisan yang memiliki cita rasa yang tinggi seperti kue-kue yang saya makan. Namun karena semua pembuatannya berproses dan memerlukan kesabaran yang tinggi untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, jadi sangat wajar bila cita rasa tulisan saya mungkin masih sangat jauh dari yang diharapkan. Istilahnya mungkin tulisannya kurang-kurang manis ataupun kurang garam. Nahh.. untuk mencapai tulisan yang pas dibaca tersebut tentunya rumus yang sering kita dengar adalah dengan membiasakan menulis, apa pun itu bentuk tulisannya. Cuma.. ya itu tadi, teori dan praktek cenderung memang sering tidak sinkron, mengingat banyak faktor-faktor yang turut mempengaruhinya.

Jadi untuk saat ini, saya memang belum mood untuk menulis. Kalaupun postingan ini bisa muncul mungkin karena pengaruh alam bawah sadar saya yang membuat tulisan ini tercipta.

Yang terpenting bagi saya, sebuah tulisan yang tercipta (walaupun apa adanya) dan kemudian dipublikasikan ke seantero dunia, itu adalah suatu keberanian. Keberanian dalam bercerita, keberanian dalam menggagas ide dan tentunya keberanian dalam mempertanggungjawabkan apa yang dituliskannya.

So… may itu memang enak, maka mari kita nikmati saja di hari Jum’at yang penuh dengan barakah ini… 😉

Sumber gambar: edukasi.kompasiana.com

13 Comments

  1. Hmm, ini tulisan super juga dari mas capung dah, membaca dan menulis. Jadi ingat sejarah dulu, bahwa yang pertama kita disuruh adalah bacalah, iqra, jadi terus membaca dan terus menyeimbangkan dengan menulis 😉

  2. lagi ga mood menulis tapi ini ada tulisan baru diblog dan panjang lagi isinya 🙂

    malas namanya itu 😛

    tapi memang sih bloger itu pasti ada pasang surutnya,ada masa dimana sedang tidak ingin menulis,drpd dipaksa hasilnya malah tak bagus toh..

    so keep writing keep moving dan barakllah on this friday 🙂

Trims untuk komentarnya....