Airmata…

Airmata ini seakan tak dapat dibendung bila mendapat siraman ruhani dari ustad Arifin Ilham dan semakin deras saja linangan itu saat doa yang keluar dari mulutnya. Begitulah seorang ustad yang sangat tinggi nilai ruhiyahnya kepada Rabb-Nya sehingga apa-apa yang terlontar dari mulutnya selalu membuat para jamaahnya seakan bergetar tak kuasa untuk menangis, bermuhasabah, mengintrospeksi segala kesalahan dan kekhilafannya selama menjalani kehidupan ini.

Seorang ustad seperti Arifin Ilham yang perkataan dan perbuatannya selalu berjalan beriringan tentunya berbeda dengan para ustad yang hanya jago mendakwahkan ilmu agamanya, sementara perbuatannya diluar sangat jauh dari nilai-nilai Islam yang disampaikan saat dakwahnya sehingga tak aneh bila ustad seperti ini menyampaikan ceramahnya, isi dakwahnya ‘garing’, datar-datar saja dan tidak menimbulkan kesan ruhiyah yang mendalam kepada jamaahnya. Kalau pun itu menimbulkan kesan, paling-paling hanya kelucuannya yang kadang diingat oleh jemaahnya, lain tidak.

Selain ustad Arifin Ilham yang ceramahnya selalu membuat saya menangis, ustad AA Gym (Abdullah Gymnastiar) demikian pula halnya. Namun tangisan saya yang keluar biasanya pada saat lantunan doa dari sang ustad. Ceramahnya sendiri memang sangat meneduhkan hati kita, serta penuh dengan ketawadhuan. Saya tidak tahu apakah orang-orang sama seperti saya, ikutan cengeng saat ustad AA Gym melantunkan doa sucinya. Atau memang ada orang yang sangat kebal dengan tangisan.

Hati saya memang mudah tersentuh dengan suatu keharuan. Keharuan lewat doa, keharuan lewat ceramah yang menggetarkan hati, dan keharuan lewat momen-momen hari besar Islam (Iedul Fitri dan Iedul Adha).

Saat Iedul Fitri/Adha, airmata saya juga tak kuasa membuncah lewat bacaan takbir, tahmid, dan tahlil. Tangisan saya yang bisa dimaknai akan kerinduan terhadap orang-orang terkasih yang telah lama berpulang kehadirat-Nya terutama sekali ingat akan almarhum ayah dan tentunya tangisan karena mengingat akan dosa-dosa yang sudah terlampau banyak saya perbuat.

Awalnya mungkin saya mencoba untuk menahan airmata ini untuk tidak berlinang, namun pada akhirnya tak kuasa juga akhirnya saat usai melaksanakan shalat Ied kemudian para jamaah berbaris membentuk barisan untuk bersalam-salaman, disinilah airmata itu mulai berlinang karena bacaan shalawat Nabi SAW yang sungguh menghunjam kedalam relung hati saya yang terdalam.

Membuat postingan ini seakan membuat kerinduan akan bulan Ramadhan yang beberapa bulan kedepan akan kembali menyapa kita.

Yaa Rabb.. pertemukanlah kami dengan bulan yang suci itu, bulan dimana segala doa akan dikabulkan oleh-Mu Yaa Rabb.. jadikanlah negri kami, negri yang damai. Negeri dimana pemimpinnya selalu takut akan segala pertanggungjawabannya nanti dihari akhir. Hadirkanlah buat negeri ini seorang pemimpin yang selalu mencintai rakyatnya sehingga rakyatnya pun merasa ada yang memimpinnya, ada yang mengayominya serta ada yang menjaganya dari orang atau bangsa-bangsa yang ingin menganiayanya… Aamiin !

Nb: Ditulis beberapa saat menjelang hari pencoblosan. Mari memilih para caleg kita dengan hati nurani yang bersih. Apa pun hasilnya, mari kita sikapi dengan bijak dan santun…

10 Comments

  1. sholat ied?
    jangan malu nangis karna saat itu smua mengalir alami pun airmata…

    kangen sudah lama tak ikut kajian tauhid baik dengan ust.arifin maupun aa…

    selamat memilih ya,apapun itu give the best for a better goverment to indonesia! 🙂

Trims untuk komentarnya....