Hujan baru saja usai. Tanah didepan jalan itu nampak basah. Beberapa dedaunan yang sudah kering berserakan dibawahnya, tertiup angin kencang tadi sesaat sebelum hujan turun.
Suara anak-anak kecil yang bermandi hujan, sudah tak terdengar lagi ditelinga kecilku. Mereka mungkin sekarang sudah di rumahnya masing-masing, menanti makanan ibunya atau mungkin sedang mengaduh-aduh kesakitan karena cubitan ibunya yang kesal dengan ulah mereka.
Aku masih mengamati dari balik jendela rumah ku, butiran-butiran air hujan yang sebagian menggelayut pada daun dan akhirnya jatuh ketanah. Layaknya bening-bening airmata yang dicoba ditahan pada kelopak matanya, namun akhirnya jatuh jua.. tak kuasa menahannya.
Ahh.. airmata. Sekuat-kuatnya ditahan, dia akan mencari jalan untuk membebaskannya. Tak apa.. toh hanya kamu seorang yg merasakannya. Tak ada seorang pun yg melihatnya. Lebih indah tentunya bila kedua tanganmu sembari meminta keatas.. ke Rabb-Mu. Yaa.. Rabb Yang Maha Berkuasa atas segala yang terjadi sekarang ini…
****
Parung menjelang senja