Mengintip di Cisadane

Yeaayyy… akhirnya minggu pagi ini matahari memberikan senyum lewat sinar mentarinya yang menghangatkan. Kehangatan yang dalam beberapa minggu seakan tenggelam dalam sendunya mentari akibat hujan yang turun terus menerus.

Dengan mantab kukeluarkan sepeda jadulku yang sudah mengiringiku selama 9 tahun lebih menjelajahi jalanan di ibukota Jakarta, serta menjelajahi jalanan di tempat tinggalku yang baru sekarang. Tempat tinggal yang jauh dari keramaian, tempat tinggal dimana mata kita  masih bisa melihat sekawanan kerbau yang sedang diarahkan oleh sang tuannya dalam membajak sawah, tempat tinggal dimana suara kodok masih sering terdengar saling bersahutan tatkala hari turun hujan dan tentunya tempat tinggal dimana cerita-cerita mistis masih sering terdengar lewat obrolan ringan antar penduduk didalamnya. Hiiyyseeraaamm.. :mrgreen:

Cerita mistis yang masih mendominasi di kampung ku adalah masih sekitar setan yang bernama kuntilanak yang konon katanya suka bersenandung serta tertawa cekikikan ditengah malam. Tapi anda jangan takut sama kuntilanak yaa… Bila misalnya suatu saat anda kebetulan melihat penampakan kuntilanak menggelantung diatas pohon (biasanya kata orang-orang tua dulu inilah tempat favorit kuntilanak bermain), anda harus tetap tenang, rileks, datangilah secara perlahan… kemudian intiplah dari bawah. Pastikan nih kunti memakai underwear ngga, kalo pake, berarti itu kuntilanak kw alias palsu (mungkin anak pak lurah lagi stress malam-malam trus dia gelantungan diatas pohon). Nahh.. sebaliknya, bila nih kunti ngga memakai.. hmm.. jangan dipelototin yah 😯 segera saja anda kabur, siapa tahu yang ini mah kuntilanak beneran… wkwkwk 😆

Foto-0005_e1inilah penampakkan sepeda jadulku (satu lagi punya kawanku), tapi sudah lumayan biar jadul-jadul, udah 6 speed lho… jadi jalan yang tanjakan juga ayoo aja dah.. 😀

Menyinggung tentang intip mengintip, pagi tadi pun, saat aku dan kawanku menggowes, secara tak sengaja kami mengintip sesuatu yang menakjubkan yaitu pemandangan sungai Cisadane dari atas ketinggian yang lumayan jauh. Saat pengambilan fotonya pun kami harus berhati-hati karena memang posisinya berada dipinggir bekas longsoran akibat hujan yang terus menerus tempo hari.

Foto-0009_e1ngambil foto ini lumayan ngeri juga, soalnya persis dekat bekas longsoran didaerah Karihkil Bogor

Aku memang belum pernah naik pesawat terbang sehingga ketika berada diketinggian seperti ini, tingkah pola seperti anak kecil pun muncul secara spontan. Aku berdecak kagum dengan apa yang kulihat dan memuji segala kebesaran-Nya. Mata ku kemudian berusaha menjelajah setiap titik jauh yang ada diseberang sana. Sepertinya nun jauh disana ada usaha penambangan pasir di sungai lewat kendaraan berat yang samar terlihat dari atas tempat ku berada. Moga saja itu usaha legal dan tidak merugikan masyarakat sekitar, harap ku kemudian.

Foto-0010_e1sekitar jam 8 pagi  foto ini aku ambil dengan sedikit cuaca yang berawan, padahal disebelah timurnya mentari sudah menyapa dengan senyum hangatnya.

Foto-0011_e1lekukan sungai Cisadane Bogor yang eksotis yang selalu menjadi momok bagi warga Tangerang dan juga Jakarta dikala musim penghujan

Begitulah, bersepeda memang selalu mengasyikkan dan menyenangkan terlebih bila spot yang kita jelajahi, pemandangannya sangat memanjakan mata kita. Inilah salah satu bentuk terapi mata dan terapi hati. Terapi mata dengan melihat alam asri yang penuh dengan kehijauan dan terapi hati dengan memaknai kebesaran alam yang diciptakan oleh-Nya.

32 Comments

Trims untuk komentarnya....