Kalau sobat WPers warga Jakarta tentunya sudah mengenal dengan dua lokasi yang merupakan judul dari postingan saya kali ini, apalagi kalau orangnya yang suka kelayapan. 😆
Terletak diujung utara Jakarta dan berada persis di bibir laut, makanya nggak aneh saat banjir besar kemarin di Jakarta, wilayah seputaran Muara Karanglah (Muara Angke termasuk tentunya) yang paling parah menerima dampaknya karena kedua wilayah inilah salah satunya di Jakarta yang paling lama surut banjirnya.
Bertetangga dekat dengan Muara Angke (MA) yang merupakan daerah langganan dari banjir rob (banjir pasang laut) dan sekaligus juga sebagai “tempat wisata” bagi para juragan ikan yang membeli ikan disana :mrgreen:(MA terkenal dengan pelelangan ikannya).
Bila melihat dari “kasta” (maaf kalau terpaksa menggunakan istilah ini), bolehlah kita menyebut warga MA sebagai kaum proletar sedangkan warga MK sebagai kaum borjuis-nya. Ini dengan melihat kehidupan dari warga MA yang kebanyakan besar didominasi oleh kaum nelayan (pendatang) terutama dari Pantura, seperti dari Indramayu ataupun Cirebon, sedangkan warga MK banyak didominasi oleh para “cokim” atau etnis China yang bila melihat kehidupannya terbilang mewah. Asumsi saya ini dengan melihat dari ciri fisik gedung-gedung rumahnya yang besar serta apa yang terparkir di car-spot rumahnya. Kita bisa melihat (kalau kebetulan ya… :lol:), mobil-mobil mewah macam Ferrari, Lamborghini ataupun Maseratti ikutan narsis menunjukkan status si penghuni rumah.
Namun banjir besar kemarin akhirnya membuat “kasta” itu pun lenyap karena warga MK seperti warga MA yang lainnya, bersama-sama telah disapa oleh air banjir. Kaki-kaki putih mulus dan kaki hitam legam berjalan beriringan menembus dinginnya air banjir. Ahhh…indahnya persamaan itu !!! 🙂
Semoga tahun-tahun mendatang kita tidak akan mengalami lagi hal yang seperti ini… aamiin !
sumber gbr :http://www.merdeka.com/
nice info
Kaki hitam dan putih berjalan bersama
Ini menunjukkan bahwa tidak semua dampak negatif yang di sebabkan oleh banjir tapi ada juga dampak positifnya 😀
dibalik musibah memang selalu ada hikmahnya
“kasta”? emang apa ka?
hanya istilah saja… trims kunjungannya!