Hampir Pingsan saat Nanjak

image

Hampir pingsan saat nanjak adalah pengalaman yang sangat berharga buat saya. Inilah pengalaman pertama saya saat bersepeda (trek menanjak) dimana udahannya saya nyaris pingsan dibuatnya.

Awalnya saya tidak menduga bila gowes pagi kala itu harus melewati trek menanjak bersama kawan-kawan lainnya. Sebenarnya trek menanjak ini bukanlah sekali dua kali kami lewati, namun sudah beberapa kali. Dan itu pun saat melewatinya, saya hanya mampu bertahan beberapa puluh meter saja dan selebihnya ‘memapah’ sepeda hingga tiba dititik tertingginya (puncak).

Anehnya saat kejadian nyaris pingsan itu, saya  memaksakan untuk terus menggowes sepeda sampai puncaknya tanpa sekalipun memberhentikan kayuhan.

‘Kuat’ dan memang tiba dipuncak akhirnya sementara kawan-kawan lainnya memapah sepeda dibelakangnya, tertinggal dari saya.

image

Selanjutnya dan inilah momen yang masih terekam kuat dalam ingatan, saat saya memapah sepeda untuk menjangkau sebuah pos peristirahatan (tidak jauh dari rumah-rumah kampung), saya merasakan pandangan mata berkunang-kunang semakin kabur, pendengaran semakin sayup dan tubuh saya dingin.

Melihat gejala yang mengkhawatirkan tersebut, saya langsung berteriak (dengan sisa tenaga) memanggil salah seorang kawan saya yang agak pandai dalam hal memijat tubuh. Beruntung ‘teriakan’ saya cepat direspons oleh kawan dan dia langsung memberikan pertolongannya. Wajah saya dikatakan pucat sekali oleh dia.

Kawan saya memberikan tindakan pertama berupa pijatan pada dua titik dibelakang punggung saya secara intens. Saat dipijat, saya hanya bisa berdzikir menyebut asma Allah. Saya berharap dengan tindakan berupa pijatan tersebut dapat membuat peredaran darah saya cepat kembali normal.

Sementara itu kawan lainnya memberikan teh manis hangat yang kebetulan dipesan tak jauh dari tempat saya ‘terkapar’.

Alhamdulillah.. tindakan pijatan dan asupan teh manis hangat, berangsur-angsur membuat pandangan mata saya perlahan mulai ‘siuman’, perlahan saya mulai pulih setelah keringat keluar akibat respons pijatan dan asupan teh manis hangat tadi. Namun overall keadaan tubuh saya masih lemah.

Saya mengevaluasi diri kenapa hal ini bisa terjadi. Saya baru teringat rupanya saat gowes tersebut, paginya saya belum sarapan dan malam harinya tidur agak larut. Kemungkinan besar dua hal inilah yang menyebabkan fisik saya drop kala bersepeda saat itu.

******

Tadinya mau ‘gaya-gayaan’, ngikutin si bule Mike Cotty seperti pada dua gambar diatas. Tapi apa daya VO2max nya berbanding jauh ama si bule. Maklumlah yaa.. menu hariannya cuma ‘ttm’ alias ‘tahu-tempe-mie’ plus sambel uleg (makannya dicocol lagi)… wkwkwk 🙄 🙄 :mrgreen:

Sumber gbr: the col collective (youtube)

8 Comments

  1. Ya memang, faktior sarapan sama waktu istirahat sangat mempengaruhi performa fisik. Saya juga pernah cuma tidur 2 jam, badan pada lemes semua, jadi males ngapa-ngapain hahaha.

    Tindakan mas dengan memanggil teman mas saat gejala mau pingsan mulai terasa memang tindakan yang tepat. Kalau telat saja ngasih taunya, nantinya malah repit ke semua.

    ~~~~~~~~
    Benar sekali kawan, asupan pagi dan waktu istirahat sblmnya sngat berpengaruh pd kebugaran fisik.

    Sya memang sdh berasa mo pingsan saat itu. Agak ngeri rasanya klo mengingatnya kembali.

  2. Wwkwwkkk klo saya pasti nggak kuat deh. Lebih baik nyerah dari awal, nggak usah memaksakan diri. Daripada ntar pingsan.

    Tapi kok saya juga pingin sepedahan ya? Udah beberapa bulan nggak olah raga dan kerjaannya malas2an doank ha ha ha…. Agak aneh kehidupanky akhir2 ini.

    ~~~~~~~~
    Sebaiknya memang tdk dipaksakan ya..

    Berolahraga itu sehat dan menyehatkan tubuh.. Ayoo sepedahan ! :mrgreen:

  3. Kalo fisik gak fit, pelan pelan aja nanjaknya sob, trus sambil zigzag jalannya biar gak terasa nanjaknya.

    ~~~~~~~~
    Ya benar kawan.. shrsnya memang tdk dipaksakan gowesnya. Bila tanjakannya lumayan sudut kemiringannya, mengayuh pelan (gigi satu) jga udah berat. Opsi amannya mmg memapah sepeda.

  4. Saya suka kagum melihat mereka naik sepeda dengan menanjak. Kok ya sepertinya gravitasi tak begitu berpengaruh terhadap mereka 🙂

    ~~~~~~~~
    Fisik mereka memang benar-benar prima dan sepertinya juga mrk sudah terbiasa dengan trek spt itu.

    Thx kawan

Trims untuk komentarnya....