Yukk.. Berdagang Secara Jujur !

berdagang menurut islamMelihat tayangan di televisi yang mengupas tuntas perihal prilaku tak etis dan jauh dari nilai-nilai kejujuran dari beberapa oknum pedagang makanan, sungguh membuat kita semua menjadi miris dan hati bergidik karena sesungguhnya dampak dari ketidakjujuran tersebut bisa berakibat fatal terhadap kesehatan seseorang yang mengkonsumsinya  atau bahkan yang lebih ekstrim lagi adalah nyawa dari si konsumen itu sendiri.

Bukan hal yang aneh memang, ditengah-tengah kebutuhan hidup yang terus meroket, para konsumen terutama sekali yang berada di level bottom berusaha mensiasati kebutuhan hidupnya tersebut dengan membeli bahan makanan yang murah meriah tanpa peduli memperhatikan kandungan kesehatan didalam makanan yang dibelinya.

Keinginan pembeli yang ingin serba murah ditengah-tengah meroketnya harga bahan makanan, coba dimanfaatkan oleh oknum-oknum pedagang yang tidak jujur. Dari hal ini lalu munculah makanan-makanan yang ‘gag jelas’ gizinya. Satu contoh misalnya, ada pedagang roti murah (kisaran harga 500-1000 Rupiah) yang memanfaatkan telur-telur murah alias sudah tidak layak dikonsumsi untuk proses pengolahan makanannya. Bila di pasar-pasar tradisional harga telur sekarang sudah Rp21.000/kg, mungkin untuk telur-telur “reject” nya bisa separuh dari harga aslinya. Telur-telur inilah yang kemudian diolah menjadi berbagai olahan makanan, dari yang diolah menjadi kue maupun diolah menjadi santapan lauk-pauk.

Tidak hanya bahan utama makanan yang diambil secara asalan. Untuk faktor pendukung makanan itu menjadi menarik sehingga konsumen membelinya, oknum pedagang makanan yang tidak jujur pun mengambil bahan-bahan pewarna makanan yang memang bukan peruntukannya untuk makanan. Banyak pewarna makanan tersebut diambil dari pewarna bahan-bahan tekstil. Bisa dibayangkan tentunya oleh kita bersama betapa sangat berbahayanya olahan bahan makanan seperti ini. Sangat jauh dari kata higienis.

Buat ibu-ibu rumah tangga juga harus mewaspadai makanan jadi yang biasa dijual dipinggir-pinggir jalan (bukannya buruk sangka tapi waspada itu perlu lho…) :mrgreen: karena saya sendiri pernah mengalami kejadian tertipu dengan murahnya makanan yang saya beli. Waktu itu saya membeli seporsi sayur sop matang dan saya lihat penjual makanan jadi ini begitu ramai dengan pembelinya. Dengan harga Rp4000 seporsi tentulah ini harga standar rata-rata umumnya, namun menjadi kecurigaan saya dimana isian dari sayur sop ini begitu banyak terutama sekali daging ayamnya. Saya jadi berfikir, kok murah banget yah.. dibandingkan kalau mengolah sendiri pastinya anggaran yang musti keluar lebih besar dari membeli jadi.

Sepulangnya saya buka sayur sop yang tadi saya beli dan saya coba untuk memakannya. Cuma beli sempat saya nyicipin, saya kok jadi curiga yah dengan kualitas daging ayamnya. Saya jadi berfikir.. jangan-jangan… jangan-jangan… akhirnya saya langsung mual melihat limpahan daging ayam didalam sayur sop tersebut dan saya pun tak jadi melahapnya.

Oknum-oknum pedagang seperti disebutkan diatas, tentulah tidak bisa dibenarkan karena mereka berdagang hanya mencari keuntungan semata. Mereka hanya mencari keuntungan duniawi semata tanpa memperdulikan pertanggungjawabannya nanti di hari akhir. Padahal sesuatu rezki yang ‘sedikit’ namun halal jauh lebih berkah dibandingkan mendapatkan keuntungan banyak namun haram cara mendapatkannya.

Mari berdagang secara jujur karena hidup hanya sekali.. berikanlah dagangan anda yang terbaik untuk pelanggan anda. 😎

2 Comments

Trims untuk komentarnya....