Layla Majnun

Baru dua hari yang lalu lihat cuplikan filmnya di Telegram, rasanya tidak sabar menunggu tanggal 11 Februari mendatang, dimana film Layla Majnun akan ditayangkan serentak secara global lewat jaringan Netflix. Saya sendiri tidak berlangganan Netflix, cuma sabar aja nungguin link Telegram. Yang sudah-sudah sih gag lama, paling 1 atau 2 hari sudah muncul disana. Ganas kan..

Kalau dunia barat punya cerita legenda romansanya lewat Romeo – Juliet, maka dunia timur kita mengenal Layla Majnun. Cerita romansa yang sama-sama mengagungkan sebuah cinta yang suci dan tak tergantikan.

Drama percintaan rasanya memang selalu menarik untuk ditonton, padahal kalau boleh menilai konflik yang ada didalam film tersebut selalu berputar pada ‘hal-hal klasik’ dan ‘itu-itu saja’. Ini semisal hubungan asmara yang terjadi karena balas budi (contoh orangtuanya berhutang besar lalu dilunaskan hutang-hutangnya oleh orangtua calon), ataupun orang ketiga yang kemudian masuk didalam pusaran percintaan mereka (tentu dengan bumbu-bumbu konflik) yang pada akhirnya mengajak penontonnya untuk membuka lebar ruang rasa (kesedihan, haru biru, maupun kegembiraan) terhadap jalan cerita dari film tersebut.

Daya tarik lain dari film Layla Majnun, selain mampu membuat baper penontonnya, yakni lokasi syuting lainnya yang mengambil tempat di Azerbaijan, negri dimana sang pengarang cerita, Nezami Ganzavi berasal.

4 Comments

Trims untuk komentarnya....