Roller Coaster

batmanKawan blogger mungkin ada yang sudah pernah atau bahkan beberapa kali merasakan betapa sensasionalnya saat merasakan naik roller coaster disebuah wahana rekreasi yang dikunjunginya. Tubuh seakan melayang jauh, terhempas oleh ‘lemparan’ kereta cepat dengan alur formasi yang berbeda-beda sehingga adrenalin pun seakan ikut terbawa didalamnya. Ada yang meluapkan emosinya dengan berteriak sekencang-kencangnya sembari kedua tangannya memegang erat ‘bantalan’ dikedua sisinya, ada yang mungkin memejamkan matanya sepanjang roller coaster itu berputar menyapa langit atau mungkin ada yang sampai ekstrimnya, yakni sampai ‘mengompol’ karena rasa spontanitas kagetnya yang tiba-tiba datang.

Ahh.. saya hanya pandai membayangkan hal-hal diatas. Sejujurnya saya memang belum pernah mencoba naik roller coaster. Saya sendiri saja yang lahir dan besar di Jakarta, tidak begitu tahu, apakah roller coaster itu ada di Jakarta semisal di Dunia Fantasi (Dufan) Ancol. Ada ngga sih roller coaster di Ancol? (beneran nanya ini..) 😆

Nasib ‘kelas Proletar’, jadi mencicipi dunia hiburan pun yah ngga jauh-jauh dari ‘bisnis proletar’, contohnya komidi puter yang biasa transit di kampung-kampung. Kalo yang ini mah dulunya saya sering banget naik. Sttss… ada kesamaannya lho komidi puter dengan roller coaster, dimana keduanya mampu membuat seseorang yang baru saja pertama kali mencobanya akan merasa pusing dan ingin muntah. Pusing karena pengen main lagi tetapi duitnya udah habis dan pengen muntah karena abang-abang komidi puternya tidak memakai baju atasan kala memainkan komidi puternya (ketahuan nih.. mainnya masih pagi dan abang-abang komidi puternya juga pada belum mandi)… hahaha. :mrgreen:

Tidak bisa dipungkiri memang bila nasib ‘kelas Borjuis’ tentunya berbeda dengan ‘kelas Proletar’. Mereka lebih menikmati kunjungan rekreasinya dengan ‘having fun’ tanpa pusing memikirkan anggaran yang harus dikeluarkannya saat itu. Mereka (baca: kelas Borjuis) tidak mau merepotkan diri dengan membawa aneka asesoris yang merepotkannya, misalnya: rantang makanan, alas tikar, tape recorder (ini misalnya lho yahh…). Sepertinya ‘kelas Proletar’ memang harus belajar banyak dari cara praktisnya ‘kelas Borjuis’ saat berekreasi. Cuma lagi-lagi ujungnya terbentur dengan urusan “Piti” (red: uang/bahasa Minang), iyyaaa.. nggak..?!

Apakah kelas Proletar harus menyerah dengan kelas Borjuis dalam urusan menikmati hiburan? Tentunya tidak yah.. sejauh dia menggunakan akal dan kecerdasannya maka hiburan yang mungkin saja, hanya bisa dinikmati oleh mereka orang gedongan, orang kampung pun kayak saya juga bisa ‘menikmatinya’ walau itu hanya maya/semu sifatnya. Intinya minimal tahu lah dan tidak gampang dibodoh-dibodohi.. #menghibur_diri

Ok.. lupakan igauan saya perihal kelas-kelas masyarakat diatas. Pada pokoknya seberapa kecilnya hiburan yang kita dapatkan haruslah disyukuri karena Rabb sangat senang dengan hamba-Nya yang senantiasa bersyukur.

Sekarang kita terbang ke Texas. Buat apa? Yaa.. buat ‘merasakan’ roller coaster disana. Disana katanya, pada musim panas tahun ini (2015) mau dibuka “Batman Ride Roller Coaster”. Berhubung ada embel-embel ‘Batman’nya, jadi bentuk dari roller coaster itu pun seperti gambar ikon Batman.

250px-Batman_signage

Gambar dari Wikipedia

Buat para penggemar Batman tentunya ini adalah kabar gembira karena nantinya bisa merasakan atmosfer langsung Batman disana kayak apa.

Nahh.. sebelum berangkat kesana, buat yang merasa duitnya ‘aur-auran’ di rumah, tonton saja dulu video ‘Batman Ride’ dibawah ini. Dan jangan lupa yah.. oleh-olehnya, pohon kaktus buat ngegebukin anak yang bandel.. :mrgreen:

Sumber gambar: https://www.sixflags.com/

14 Comments

Trims untuk komentarnya....