Bukan serba kebetulan mendapatkan istri orang Minang sehingga berimbas kepada menu kesehariannya yang tidak terlepas dari unsur cabe-cabeannya. Jauh sebelum itu, yakni saat hidup masih membujang dan tinggal bersama kedua orangtua, Ibu saya juga amat gemar memasak dengan unsur cabai-cabaian didalam menu masakan yang dibuatnya.
Masih teringat rasanya dengan beberapa olahan menu ‘plus cabai’ yang dihidangkan saat itu seperti telur dicabein, ikan dicabein, tempe orek dicabein, ayam dicabein hingga jengkol pun ikutan dicabein. Khusus yang terakhir ini, agak jarang-jarang sih dihidangkannya, tahu sendirilah dengan dampak aroma ‘wangi’ yang dihasilkannya. Lagi pula malu ama si Amir (nama samaran) yang bertugas sebagai cleaning service di kantor yang matanya selalu saja penuh selidik terhadap para karyawan yang patut diduga olehnya doyan (berarti lebih dari suka yah.. ) sama jengkol. 😆
Menu makanan cabai-cabaian seperti tertulis diatas sebenarnya merupakan menu makanan pembangkit selera menurut para penikmatnya. Bagi mereka menu makanan tanpa ada rasa pedas adalah sebuah kehampaan rasa, menu olahan yang datar-datar saja alias adem tanpa adanya ‘determinasi’ yang cukup kuat buat mulutnya untuk merasakan sensasi rasa ‘yang lain’.
Sejauh pengetahuan saya walau mungkin agak subyektif, penikmat rasa pedas lewat olahan cabai-cabaian ini didominasi oleh penduduk disebagian besar pulau Sumatra atau sebagian wilayah Jawa Barat. Sedangkan untuk Jawa bagian tengah/timurnya cenderung olahan makanannya didominasi oleh rasa manis.
Mengkonsumsi apa yang kita sukai tentulah tidak salah. Namun menjadi kurang bijak rasanya bila kita mengkonsumsi (rasa pedas) itu terlalu berlebihan karena bagaimanapun ada bagian didalam perut kita yang tidak boleh kita ‘dzalimi’ sekehendak mau kita. Iyaa gag.. 😉
Semoga bermanfaat !
meski harga cabai meraja tetaplah cabai menjadi primadona,tak afdol makan kalo nda ada cabai ini 😀
*penyuka pedas juga 😀
Sepertinya makan sayur tanpa garam bila tak ada pedasnya. 🙂
Lho tadi aku udah komen, kemana yah??
Cabe cabean… *nyanyi yuuuk…
Aku juga suka yg bercabe, tapi nggak pedes, pokoknya makan tanpa sambel, no way.
Eh baru ngerti dari minang tho si istri
emang bener…makan tanpa cabe sama aja ibaratnya seperti makan sayur tanpa garam. gak nendang..hehehe…saya orang minang tapi perut saya welcome dengan berbagai jenis makanan 🙂
Iya nih akhir-akhir ini perut bermasalah gara-gara makan cabe-cabean.
saya kurang suka cabe atau sambal mentah, tapi suka saos 😀
kalau telur balado saya nggak pernah mau makan kalau ada pilihan menu yang lain
nah!! bikin post tentang perjalanan menuju pernikahan om, plus foto-foto kalau bisa :3
ya? ya? ya?