Masih ingat dengan senyum penjaga toko? Kalau masih ingat… alhamdulillah, berarti anda masih ingat dengan blog Capung2. Buat yang belum tahu silahkan transit disana
Lagu yang dibawakan oleh penyanyi cilik jalanan ini cukup sukses membuat mata saya berkaca-kaca. Entah apa sebabnya, padahal kalau melihat musik didalam lagu ini sebenarnya bernada riang dan ceria. Mungkin saja dari faktor lirik lagu ini yang cukup membuat saya tersentuh dan berempati yang mendalam terhadap perjuangan hidup seorang Tegar yang kesehariannya berprofesi sebagai pengamen jalanan.
Tegar begitulah nama pengamen cilik ini yang sekarang populer setelah mengikuti sebuah acara disalahsatu tv swasta kita yang akhirnya kemudian mengorbitkan namanya dan sekaligus mengubah juga jalan kehidupannya yang sekarang.
Begitulah Ilahi Rabbi kalau sudah mau mengangkat derajat seseorang maka Dia akan mengangkatnya dengan setinggi-tingginya dan sebaliknya, Dia akan mencampakkan manusia ke level yang serendah-rendahnya bahkan lebih rendah derajatnya dari hewan itu sekalipun.
Waktu masih sering bepergian dengan kereta ekonomi Jabodetabek, seringkali saya menjumpai para pengamen yang melatunkan lagu-lagunya dari gerbong kereta yang satu ke gerbong kereta yang lainnya. Pengamen jalanan ini biasanya membawakan lagu-lagu hits dari band kenamaan yang mereka sukai atau ada juga yang merupakan hasil karya cipta mereka sendiri.
Saya begitu respek dengan pengamen yang sopan dan juga ramah. Walau mungkin suaranya pas-pasan, rasanya tak sampai hati kalau tidak memberi uang receh sekedarnya kepada mereka. Terlebih lagi bila pengamennya itu memiliki cacat tubuh (tuna netra). Rasa-rasanya hati ini merasa bersalah kalau tidak bisa memberikan uang sekedarnya kepada mereka.
Pernah saya mendengar nada sinis dari orang-orang yang mengatakan bahwa sebenarnya para pengamen ini ada yang mengkoordinir dan mereka harus menyetor sejumlah uang kepada orang yang disebut dengan bosnya.
Saya hanya mengelus dada mendengarnya, “Udah gag ngasih ngomong macam-macam lagi, mbok ya mulutnya diam aja daripada berburuk sangka kepada orang lain. Sayang kan udah sholat jungkir balik lima waktu tapi punya hati yang jelek.. 🙂
Profesi pengamen bagaimanapun mungkin dilakukan karena keterpaksaaan. Tak ada orang yang enak dengan tangan selalu berada dibawah. Saya yakin saat mereka menyodorkan plastik sebagai wadah tempat uangnya, hati mereka pastinya nggak mau seperti itu.
Pengamen adalah manusia juga yang seyogyanya kita hargai. Bila anda tidak bisa memberi, berikanlah senyum yang tulus buat mereka agar mereka selalu kuat dan kuat menjalani kehidupan yang semakin sulit ini.
Salam peace ya !
Yang mau download musik indah dari Kitaro ini, silahkan disini
oh tegar ya? baru liat ditipi tipi lagunya sih baru denger juga karna anaknya temenku suka nyanyiin,yap tegar skrg sudah sukses alhamdulilah..
klo aku tergantung klo pengamennya enak lagunya juga enak dan cengangas cengenges becanda klo nyanyi aku kasih tp klo becanda cengar cengir ga aku kasih apalagi yang maksa malah ga aku kasih 😀
**ya lebih baik diam daripd ga ngasih tp komen 😀
hahaha… bnyak mmg gaya2 para pengamen, ada yg buat kt menjadi simpati namun bnyak jga yg mmbuat kt gag respek..
@lisa tjut ali… thx untuk kunjungannya !
@hp yitno… kehidupan ini selalu berputar dan manusia takkan bisa memprediksikan bagaimana nasib kedepannya kelak… boleh jadi seseorang yg sekarang nasibnya kurang beruntung, kelak dia akan diangkat derajatnya..
setuju banget kang. Kalau nggak mau ngasih, janganlah menghujat. Mereka melakukan semua itu juga karena keadaan. Banyak para musisi yang lahir darisana.
bijak sekali kalimat yang terkhir ini (Pengamen adalah manusia juga yang seyogyanya kita hargai. Bila anda tidak bisa memberi, berikanlah senyum yang tulus buat mereka agar mereka selalu kuat dan kuat menjalani kehidupan yang semakin sulit ini)
@kangyan.. kesan pertama dari pengamen mmg menentukan sikap kita selanjutnya… krn bagaimanapun kesopanan dan keramahan adlh etika yg musti dikedepankan… thx ya gan !
@bayu… klo tampilannya acak2an kyknya kudu disisirin tuh.. o_0
@yoshi… klo setengah malak kasih muka serem aja
@zaitun.. yg model spt ini, sya jga kurang respek… mngkn cukup dikasih doa aja kali ya.. o_0
sebenernya kasihan sih liat pengamen gitu, cuma sering ga respek sama pengamen yg pake uangnya buat beli rokok, nindik telinga, sama ngecat rambutnya. kayak kurang bersyukur kesannya
kalau yang ngamen sambil setengah malak itu gimana bro?
Kalau melihat pengamen dengan lagu dan senyum ramah kita merasa enjoy melihatnya, kalau tampangnya acak2kan jadi males kasih duitnya.. hehehe.
jujur gan, kalau saya lihat pengamenya dulu….. kalo dia sopan Insya Allah saya kasih sebaliknya kalau dianya gak sopan langsung saja saya bilang “maaf dulu”.