Gaya Busana Para Sales

Gerah rasanya bila melihat gaya busana segerombolan sales yang menjual produk tertentu ditengah hari bolong dengan dandanan ala bos. Berdasi panjang dengan sepatu pantofel yang hitam mengkilat (lebih khusus yang bersepatu model alibaba, yaitu pantofel yang ujungnya sedikit “melenting”) 😆 Mungkin tidak masalah kalau dandanan seperti itu menawarkan produknya didalam sebuah mall besar yang fasilitas ac-nya sangat memanjakan para pengunjung didalamnya. Namun menjadi sedikit tidak “eye-catching” bila jualannya door to door, dari rumah ke rumah ataupun dari toko ke toko yang ada disebuah pasar tradisional.

Kebijakan yang digunakan terhadap para sales agar bernampilan rapih tentunya dimaksudkan sebagai suatu pemberian kesan yang baik dengan penampilan yang bersih dan sopan kepada calon customernya. Dengan kesan pertama yang baik akan memuluskan interaksi selanjutnya dan tentunya hasil optimal berupa closing, yaitu terjualnya produk yang ditawarkan kepada konsumen tersebut. Pendapat seperti ini tentulah tidak salah dan memang harus demikianlah sebenarnya seorang tenaga penjual itu (sales).

Namun bagi penulis yang pernah merasakan sebagai sales, kebijakan seperti diatas haruslah melihat dari target lokasi yang hendak dijelajahi. Bila target itu hanya stay di sebuah mall besar, sepantasnyalah memang harus rapih berdasi. Namun bila target itu sifatnya out-door, yaitu berkeliling, sepertinya kerapihan disini tidak perlulah terlalu “berlebihan” layaknya dandanan bos.

Mungkin ilustrasi yang agak gamblang, kita bisa melihat contohnya seperti sales obat (medical representative) yang masuk kedalam rumah sakit ataupun tempat-tempat prakter dokter. Busana yang mereka pakai, menurut penulis lebih fleksibel dan terkesan santai (walau kerapihan tidak ditinggalkan).

Gaya berbusana yang “fashionable”, nyaman bagi si pemakainya sedikit banyak akan berpengaruh terhadap interaksi didalamnya. Penulis yakin para sales yang berpenampilan layaknya bos ditengah hari bolong, dihati kecilnya mungkin tidak nyaman dengan penampilannya. Ada rasa yang mengganjal atau ketidaklepasan didalam hati mereka.

Ok.. untuk para sales, jangan berkecil hati dan terus bekerja pantang menyerah. Dibawah ini ada lagu bagus untuk anda semuanya.. 😉

22 Comments

  1. Kadang suka ketawa dalam hati sekaligus kasihan kepada mereka. Seharusnya pihak perusahaan meninjau kembali kebijakan berpakaian bagi para salesnya ya. Soalnya pakaian yang “aneh” seperti itu juga mengganggu bagi calon pembelinya

  2. Yah namanya tuntutan kerja, saya pernah tanya ke salah satu sales rokok mengenai cara berpakaiannya, katanya itu tuntutan kerja, kalau tidak begini pasti akan di omeli bos dan kena sangsi…
    “Yang penting saya tidak jual diri”, itu kata sales girl yang saya tanyakan waktu itu.
    Kadang kasihan juga, seperti buah simalakama, antara dimarahi bos atau mendapat cibiran dari masyarakat. Kalau perut sudah berbicara, logika mungkin agak sedikit dikesampingkan.

  3. betull… cara berpakaian mereka jauuuuh lbh rapi dari suamiku kalo ngantor. ada lagi tuh, kadang yg sales cewe2 produk rokok, bajunya miniiiii banget. padahal jualnya juga outdoor, dari toko ke toko di pinggir jalan

  4. ZZZZZzzz…… Keenakan dengerin lagu! :p hehee sampe jadi ngiler!
    Hmmm soal sales ya! iya sih menurut gue juga mesti menyesuaikan lokasi target market. coba kalo target marketnya di lembah baliem?! apa mau pake dasi plus kemeja plus dasi? ya jelas gerah Bos! gak bakal kuat :p wekekekk
    Lagian yang lebih utama adalah skill dari salesman itu sendiri 🙂

  5. kan kesan pertama mas yang diambil dan dilihat jadi harus rapi jali,even door to door

    malah baguslah… 🙂

    skrg ini banyak jg sales perempuan yang busananya lebih minim menjajakan rokoknya dipinggir jalan dengan higheelsnya rok mini kebayang ga nawarin ke orang2 yang lewat 😀

Trims untuk komentarnya....