Lagi mau mengingat kendaraan di Jakarta tempo dulu. Sebenarnya kendaraan umum ini masih beroperasi hingga kini namun tentulah model yang sekarang lebih “kompatibel” dengan lingkungan dan juga sesuai dengan program langit biru – menciptakan udara yang bersih dan sehat.
Bajaj, begitulah nama kendaraan umum roda tiga yang kali ini ingin saya bahas. Kendaraan yang berasal dari negri India yang perannya cukup membantu dalam mobilitasnya di pelosok Jakarta. Mampu bermanuver (tergantung kepiawaian supir ya... 😆 ) di kemacetan jalan karena bajaj bisa masuk ke gang-gang sempit yang ada di ibukota. Dibandingkan dengan becak (waktu itu) tentulah mobilitas bajaj lebih diandalkan karena selain bisa membawa barang-barang yang banyak (asal tahu diri aja ama supirnya… jangan kayak orang mau pindahan bawa barangnya :mrgreen:) juga daya jelajahnya lebih jauh dibandingkan becak.
Dahulu jaman saya, biasanya ongkos dari St Tebet – Pondok Bambu adalah “ceban” (sepuluh ribu), ngga tahu kalau sekarang berapa…
Biasanya kalau ongkos bajaj tidak sesuai menurut sang supir (dalam hal ini supir terpaksa mengangkutnya..) sang supir biasanya membawa bajaj dengan tidak nyaman, grasa-grusu membawanya sehingga terkadang sering menimbulkan rasa mual buat penumpangnya selama di perjalanan. Satu hal lagi yang menjadi catatan saat naik bajaj, mengingat getaran dan bunyi mesin yang dikeluarkan cukup membuat telinga tersiksa, sebaiknya anda tidak usah mengobrol selama di perjalanan (kalo perlu anda menggunakan bahasa isyarat saja 😆) daripada nantinya terjadi misskomunikasi sehingga pasangan anda menjadi salah paham dengan apa yang anda sampaikan.
Bagaimana halnya dengan bajaj yang sekarang? Tentunya lebih nyaman ya… karena suara mesinnya lebih halus, bahan bakar yang ramah lingkungan dan yang lebih utama lagi didalamnya lebih lega sehingga sobat bisa berbincang-bincang manja dengan istri/pasangan anda sambil sesekali mendengarkan lagu “tentang kita” nya Peterpan (serasa deh naek baby benz...)
sumber gbr :
ih,kalo liat bajaj lucu ya..
disini ngga ada bajaj, adanya jukung, hehe
hmm… sya tahu daerah asal mba nie.. btw klo jukung itu adanya di sungai ya mba..
Daerah mana coba?
iya,, buat alat transportasi di sungai,, habis banyak sungainya sih, namanya juga kota seribu sungai,, dikelilingi air,,
benar kan…orang banjarmasin…soalnya jukung dari sana…btw dekat sama sungat apa mba….barito kah? 🙂
Bukan di ibukotanya sih,,, tapi di Martapura tepatnya,, Sungai Martapura namanya
wahh…kyk sama intannya ya…kalo gag salah…
salam kenal yah!! wah populer banyak yg komen!!
follow balik yah gan
salam kenal juga sob.. trims kunjungannya !
sama-sama sob
Kalau saya naik BAJAJ dengan ISTRI udah nggak cukup. Maklum Bodi ukuran XXL semua. hehehehehehehe…!!!!!
wahh..udah makmur nie 😀
aku lbh suka naik bajaj biru, lbh gak berisik…
tp untuk mblusuk2 menerjang kemacetan, bajaj merah lbh dipilih krn ukurannya sedikit lebih kecil.. 🙂
bajaj biasa jd alat transportasi utk anter-jemput pasien, tp klo anaknya banyak, mendingan naik taksi sekalian.. 🙂
mba ini dokter gigi yang sibuk ya…
sukses ya !
Jadi pengen punya bajaj, biar gaya dipake ke kampusnya.
asyik nie…apalagi klo kap bajajnya bisa buka-tutup kyk mobilnya pierce brosnan..
kalo di kota saya, Medan, bajaj uda gak ada lagi. kalo masi ada malah meningkatkan taraf kemacetan dari “penjahat jalanan” 😀
disini banyak sob, tinggal pilih aje..
haha.d tempat ane gakda ginian gan.jadi gak perna naik
emangnya tinggal dimana sob… nnti klo ke jkt, jajal naek bajaj..
Pengine naik Bajai P200NS mas….
sya malah blm tahu bajaj model itu sob…
Jadi kangen naik bajaj, terakhir tahun 2010 kemarin pas ke Jkt 😛
kapan berlibur lagi ke INA mba? 2 tahun sdh banyak sekali perubahannya disini…. trims ya kunjungannya !
Maunya tahun ini Insya Allah, tapi ngak tahu juga ya kalau ngak jadi 🙂
perubahan apa saja nih ?
sama sama, terima kasih jg telah main ke blogku 😛
disana-sini sdh dibangun flyover mba, jdi orang jkt sendiri yang jarang keluar bisa bingung dgn keadaan yg sdh berubah ini… btw kalo dtmpat mba mungkin ngga ada orang yg tersasar ya cari suatu alamat jalan, soalnya jalannya panjang2 ya kyk di film2..
Flyover itu apa ya ? 🙄
ya khan di mana mana ada papan penunjuk jalan ya mas, atau byk yg pakai navigasi, jd ya jarang kesasarlah, walau aku pernah jg kesasar hihihihi 😛
wahh.. nanya atau ngetes nie.. sekarang mmg jamannya GPS ya mba, jadi kemana2 gag usah khawatir tersasar..
Bajaj sekarang antara dicintai dan dibenci..
abisnya si sopir suka seenak udel, main serobot sana-serobot sini.
Tapi kadang suka kasian, kalau ada apa yg ga beres dijalan *yg berhubungan dgn bajaj, yang salah ya selalu bajaj.. qkqk
kaum proletar di negeri ini mmg selalu terpinggirkan sob…
pengen naik bajaj sih, soalnya belum pernah 😀
bajaj yg sekarang lebih nyaman mba…
dijogja gak ada bajaj
pengen coba naik, tapi g kesampean terus
takut ya sob…takut di bullying ama supir bajajnya 😆
saya belum pernah naik bajaj,, 😀
nanti kalo ke jakarta coba-in naek bajaj ya… 😀
siapppp….. 😀