Mandi Hujan

Playing-in-the-RainMandi hujan identik dengan masa kecil, suatu masa dimana sifat keluguan dari bocah-bocah kecil, baik itu lelaki maupun perempuan begitu bebas mengekspresikan kebagiaan mereka ditengah guyuran hujan laksana air pancuran yang dibuka dari kran-kran diatas langit.

Bocah-bocah kecil ini ada yang bertelanjang dada hanya dengan mengenakan penutup bagian bawah (celana pendek), bahkan ada pula bocah-bocah yang hanya mengenakan celana dalam toh sehingga (maaf) “benjolan” alat kelaminnya nampak begitu menggoda kaum paedofilia untuk menyentuhnya.

Meskipun terbilang mandi hujan itu identik dengan anak laki-laki, sebagian anak perempuan juga amat menyukai salahsatu fase dari kehidupan bermain mereka dimasa kecilnya ini.. Namun tak seperti lawan jenisnya, kaum perempuan lebih santun dan lebih sopan dalam berbusana saat bermain hujan-hujanan. Wajarlah karena anatomi tubuh mereka (anak perempuan) adalah sesuatu yang memang harus ditutupi sesuai dengan dengan apa yang diajarkan didalam agama Islam itu sendiri.

Pengklasifikasian usia dari kedua gender diatas dalam hal bermain hujan-hujanan tentunya ada perbedaan. Khusus anak-anak perempuan walaupun mereka selalu mengenakan pakaian lengkap saat hujan-hujanan, diusia SD lah mereka masih berani melakukannya tanpa merasa malu dan risih dengan lingkungan sekitar. Namun tentunya sifat atraktif mereka dalam bermain hujan biasanya dimiliki anak-anak SD kelas 4 kebawah sedangkan diatas kelas ini, kecendrungannya lebih suka di halaman rumah mereka saja saat bermandi hujan.

Bagaimana halnya dengan anak perempuan diusia diatasnya?! Hmm.. mengingat anatomi tubuh mereka yang semakin berkembang diusianya itu wajarlah bila mereka sudah merasa malu dan risih saat bermain hujan-hujanan. Kebalikannya dengan anak laki-laki yang memiliki anatomi yang jauh dari mengundang syahwat, mereka seakan tak terbentur dengan sekat usia yang ada didirinya. Kita bisa melihat dari usia SD hingga bangku kuliah, anak laki-laki begitu menikmati bermain hujan-hujanan sambil bermain sepakbola.

Saya sendiri yang sudah menjadi seorang ayah masih suka juga main hujan-hujanan. Namun pastinya hujan-hujanannya lebih cerdas dan lebih ada manfaatnya, yaitu dimana saat bermandi hujan, saya sekalian mencuci motor dihalaman depan dan sesudahnya membersihkan halaman depan sambil menyikatnya.

Air hujan yang mendatangkan kemaslahatan umat didunia ini tentunya merupakan suatu anugrah dan keberkahan maka tidak ada salahnya sekali-sekali kita merasakan guyuran segarnya air dari atas langit yang merupakan guyuran air yang digerakkan oleh tangan-Nya, tangan Sang Maha Kasih sekaligus tangan Sang Pencipta alam ini.

Selamat menikmati air hujan ! 😉

Sumber gambar : www.unggulcenter.org

35 Comments

  1. dari ekcil aku paling suka maen ujan ujanan,bisanya nyamperin temen,jadi rame rame mandi ujan,pulang dimarahin sama ibu 😀

    tapi ga kapok sih tiap ujan ya mandi ujan,uda gede gini juga suka mandi ujan,kalo pas pulang hujan kan ga bawa payung jd ya ujan ujanan aja 😀

      • ha ha..sampe digebukin? kasiaaan… 😛

        kalo aku sih ga digebukin,marahinya juga pelan,udah sana mandi!

        maish inget juga nih pas ujan,ama temen temen nungguin dibawah pohon mangga,pas jatoh rebutan,seruuu*padahal aku ga suka mangga, tapi klo pas dpt mangganya aku kasih ke ibu,dan mangga tetangga yang jadi inceran ama aku dan kawan2
        *ah senangnya bisa numpang nostalgia hujan di blog mas capung 😀

Trims untuk komentarnya....