“Ingin pulang..”
“Ojo dumeh..”
“Gairah malam..”
“Merpati tak pernah ingkar janji..” (yang ini mungkin supir truknya pecinta film dan suka ama lagu-lagu pop )
Tersenyum geli rasanya bila melihat bacaan yang biasanya terpampang dibelakang sebuah mobil truk. Bacaan ataupun kalimat yang tertulis itu biasanya juga dibumbui dengan gambar-gambar wanita muda yang berpose cukup seksi lewat “penampakkan” tubuhnya yang ditonjolkan. Cukup seronok mungkin walau memang tidak semua mobil truk seperti itu penggambarannya.
Kalau dicermati oleh kita bersama nampaknya balutan gambar yang disertai dengan beberapa kata tersebut sepertinya mengekspresikan bagaimana halnya perasaan sang supir berikut crew-nya (baca: kenek) pada saat itu. Rasa kangen, kegalauan, bercampur aduk didalam emosi mereka.
Ritme kerja mereka yang terbilang cukup lama di jalan, memang mau tidak mau ataupun suka tidak suka membuat kedekatan dengan keluarga pun menjadi terganggu dan kadang terabaikan. Faktor ekstern ini bisa diperparah lagi dengan tipisnya iman dari si individu (sang supir) tatkala ditugaskan membawa muatan ke daerah yang tunjuk oleh perusahaan.
Bukan hal yang aneh memang disela-sela waktu istirahatnya mengantar muatan ketempat yang dituju, supir beserta crew acapkali mampir ke sebuah warung makan dipinggir jalan. Dari sinilah “drama-drama” itu akan tercipta. Dari sekedar mampir akhirnya menjadi langganan di warung tersebut. Alasan yang diutarakannya pun biasanya klise, yaitu warung makan itu enak sih olahannya dan menu sajiannya juga sangat lengkap. Padalah mah selain itu ada sisi menarik yang jauh lebih “berharga” dari sekedar makanan enak, yakni gadis ayu nan cantik dari pemilik warung yang bagaikan magnet bagi para supir untuk datang dan datang lagi, hanya sekedar melepas rasa kangen melihat wajahnya.
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Rupanya anak gadis pemilik warung tersebut rupanya sudah menikah dengan juragan jengkol di kampungnya. Malahan pemilik warung sempat memberikan foto sang suami si gadis yang tampangnya kayak Pak Raden dalam serial anak-anak si Unyil yang berkumis baplang.
Sang supir pun sedih banget lho.. padahal dia udah merasa cocok dengan sang gadis. Akhirnya karena memang cinta tak dapat dipaksa, terlebih sang gadis sudah bersuami, maka terbetiklah idenya untuk membuat suatu kata dibelakang mobil truknya, “kutunggu jandamu..”. 😆
Contoh diatas mungkin buat sang supir yang tipis iman. Namun tidak bagi sang supir yang sangat mencintai keluarganya di rumah. Saat makan malam di warung makan pinggir jalan tersebut, kebetulan anak pemilik warung yang masih kecil datang membawakan teh manis kepadanya. Fikiran sang supir pun lantas teringat dengan buah hati tersayangnya yang biasa selalu menyambutnya dengan riang tatkala sang supir tiba di rumah. Tidak hanya mengingat akan anak tentunya, pastinya sang supir pun teringat akan belahan jiwanya di rumah yang selalu mendoakan kebaikan buatnya. Untuk hal inilah sang supir pun membuat ide sebuah kata dibelakang mobil truknya, “Ingin pulang.. “ 😦
Itulah beberapa kemungkinan-kemungkinan yang terjadi bagi para supir truk yang biasa membawa muatan, pergi jauh kesuatu daerah yang ditujunya dalam meraih impian yang ingin mereka capai. Tentunya ini semua hanyalah rekaan imajinasi penulis terhadap psiko-sosial yang biasa terjadi didalamnya, jadi belumlah tentu benar adanya. Seperti yang sudah-sudah, blog capung mah hanya untuk sekedar menghibur pembacanya, lain tidak. 😉
Kadang juga agak Nyesek pas lihat mereka berjuang naik tanjakan XD
Kebanyakan tulisan di truk itu sih curhatan dari sang sopir atau kernetnya. Lucu-lucu. Apalagi kalau bosen di jalan trus ada tulisan “Piye penak zamanku to?” Hehehe langsung senyam-senyum sendiri.
benar itu kawan..
klo tulisan yg spt itu sepertinya mengacu pada jaman orba ya..
sebenar nya bikin ketawa mas kalau mobil ada tulisan sampek mewa kutungu janda mu kayak gitu
yang pasti bacaan yang mengundang senyuman buat yang melihatnya.. 😀
hehe iya bener juga. tapi aku pernah liat tulisannya lain, ga pulang dicari, pulang dimarahi 😆 memang itu yang dia rasa kali ya hehehe
wahh.. dilematis sekali ya.. 😀
sulit dibayangkan drama apa yang terjadi didalamnya.. 😆
saat ini sudah dilarang ya gambar gambar tak senonoh yang banyak dipajkang di di mobil truk,karan efeknya mobil yang debelakangnya bisa cilaka 😀
wahh.. sya malah bru tahu kalo hal spt itu dilarang.. tapi bagus sih ya, jdi fokus ama jalan supirnya.. 🙂
Hahaha.. memang banyak ya tulisan2 gitu. Ada juga tulisan “Jaga jarak” hihihi… kalo tulisan itu mah emang sudah seharusnya ya 😀
tulisan yg bisa menjadi penghibur buat pengendara yang melihatnya.. 😀
Ngikik sendiri kalau ketemu truk kayak begini
yang tadinya manyun bisa berubah menjadi senyuman.. 🙂
thx udah singgah !
saya pernah lihat “Doa Ibu” wah tu sopir pasti berbakti banget ama ibunya
itu pertanda keshalehan.. insyaAllah surga jaminannya.. 🙂
Super sekali …. pernah.juga lihat “cintamu tak seberat yg ku bawa” ahaha
trims.. galau tingkat dewa itu mah.. 😀
Bahahaha . . . Mereka cuman mau berbagi yg d rasa kali yah
wkwkwkwk bisa aja
hihihi..
nitip dagangan mas
http://macantua.wordpress.com/2014/03/14/matic-dual-purpose-harusnya-mesinnya-lebih/
ups… barusan komen ngasih link makanya dimoderasi
udah di acc ama admin.. 😀
terima kasih, on admin
stiker atau tulisan di kendaraan emang macem-macem. kreatif!
saya penah nemuin beberapa misalnya :
Pergi Karena Harta, Pulang Karena Cinta
Depan Razia, Belakang Waria
wahh.. lengkap nih, ada tambahannya..
nnti sya transit kesana 😀
Ojo dumeh apa sih artinya? 😀 .
Klo truk di gambar2 kan dibelakang, nah yg menikmati gambarnya justru yg dibelakang truk dong ya bukan supirnya, kecuali ada supir truk lain di belakang 😉 .
artinya sya gag tahu mb.. 😀
iya.. penikmat kata2 tersebut memang para supir yang ada dibelakangnya..
Hahhaa,.. iya juga si, ada yang “Pulang malu, tak pulang rindu” coba maksudnya gimana tuu 😀
hahaha.. 😀 banyak interpretasinya memang disini..
thx ya !
Hehhee,… sama-sama
😀